Daun Pangi : Manfaat dan Efek Samping Daun Pangi

Daun Pangi – Nama pangi memiliki banyak versi. Perbedaan nama sesuai dengan wilayah masing-masing. Ada yang mengatakan “kluwak atau kluwek atau kelwak” untuk bahasa Jawa, “picung” untuk bahasa Sunda, “pangi” untuk orang Bugis dan Bali, “panassaran” untuk Toraja, “kayu tuba buah” untuk Lampung, “kapayang” untuk orang Minangkabau dan “pucung” untuk orang Betawi.

Pangi termasuk dalam jenis Pangium edule Reinw. ciri-ciri pohon memiliki ketinggian 40 meter dengan diameter batang sekitar 2,5 meter. Di Indonesia sendiri pangi dapat ditanam pada ketinggian sekitar 1000 meter di atas permukaan laut. Bahkan Pangi ini telah menjadi buah endemik di Indonesia.

Daun-Pangi
Daun Pangi

Klasifikasi Pangi

Pangi adalah produk makanan dalam bentuk biji keras berwarna abu-abu, dengan daging berlemak dan warna kehitaman. Pangi dibuat dengan memasak biji picung, membungkusnya dengan abu, dan kemudian menyimpannya di tanah selama sekitar 40 hari untuk menyelesaikan proses fermentasi (perbaikan komponen oleh mikroba).

Di Indonesia, pangi digunakan sebagai bumbu untuk persiapan berbagai hidangan. Tumbuhan ini dapat hidup dalam berbagai kondisi tanah, seperti Di tepi sungai, daerah hutan jati, tanah kering atau tergenang air, tanah liat berlempung bahkan di tanah berbatu.

Pohon pangi berbuah ketika mereka berumur 15 tahun. Pangi pertama kali ditemukan di Malaysia dan kemudian diperluas dari Filipina, Papua Nugini, dan Kepulauan Bismarck.

Spesies ini menyebar di seluruh Indonesia, sehingga Pangi memiliki banyak nama daerah, seperti: kapayang, kapencueng, kapecong, simaung (Minangkabau); Pangi, Kalowa (Bugis, Betawi, Bali, Manado); Pacung, Picung (Sunda); pake, Pucung (Jawa); Kalowa (Sumbawa, Makassar); Nagafu (Tanimbar).

Pohon pangi adalah pohon sedang hingga besar yang dapat mencapai ketinggian ± 40 m dengan diameter log ± 100 cm dan kadang-kadang menopang hingga ± 2,5 m. Tajuk Umumnya lebar, cabang dan ranting mudah patah. Dalam tunas ada banyak cabang.

Cabang muda biasanya berbulu, sedangkan cabang lama tidak berbulu. Batangnya tinggi, ranting muda berbulu (berbulu) dan berwarna abu-abu. Kulit kemerahan atau abu-abu kecoklatan dan terkadang kasar dengan banyak celah yang mengeras.

Tanaman pangi dapat hidup selama lebih dari 100 tahun. Pohon pangi memiliki daun tunggal, terakumulasi di ujung cabang dan memiliki batang panjang.

Helaian daun muda dilengkapi dengan tiga takik, sedangkan pada pohon yang lebih tua daun di pangkal jantung berbentuk oval dan ujung daunnya meruncing. Permukaan daun hijau mengkilap halus, bagian bawah berwarna coklat dan tersusun padat. Daun di bagian bawah menonjol. Panjang daunnya sekitar 20 – 60 cm dan lebar 15 – 40 cm.

Daun yang gugur meninggalkan bekas yang jelas. Kulit coklat kemerahan dengan permukaan kasar yang mengandung lentisel. Buah pangi mengandung biji dalam jumlah banyak dan tersusun rapi dibatang buah seperti buah cempedak . Buah besar mengandung biji yang bisa mencapai 30 biji, sedangkan buah kecil mengandung sekitar 12 biji.

Biji besar, berwarna abu-abu, berbentuk limas, dan keras. Dalam biji adalah biji kernel (endosperma), yang mengandung banyak lemak. Buah masih segar, endospermanya putih, ketika buah telah disimpan dalam waktu yang lama, warna endosperma berubah menjadi hitam. Daging biji mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, tanin, dan sianida.

Kehadiran tanin menyebabkan biji pangi menjadi coklat. Reaksi ini dikenal sebagai pencoklatan enzimatik, yang terjadi ketika dikatalisis oleh enzim polifenolase dengan substrat dalam bentuk senyawa fenolik.

Antara endosperma dengan cangkang dibatasi oleh selaput coklat tipis. Mantel biji kasar dengan pericarp setebal 6-10 mm, berkayu dan beralur.

Karakteristik Fisik Pangi

  1. Pohon Pangi memiliki batang lurus dengan tinggi 60 meter dan lebar pohon 120 cm.
  2. Daunnya memiliki bentuk oval dengan lebar 15 cm dan panjang 20 cm. Daunnya hijau tua mengkilap di atas dan sedikit keputihan dan berbulu di bawah.
  3. Bunganya di cabang dan putih kehijauan seperti bunga pepaya.
  4. Bentuk buahnya lonjong dengan ujung dan alas meruncing, kecoklatan dengan permukaan berbulu. Ukuran buahnya sekitar 30 cm dan lebar 20 cm.
  5. Dagingnya berwarna putih dengan tekstur lembut
  6. Bijinya berwarna asimetris, kecoklatan kecoklatan kecoklatan dengan ukuran 3-4 cm

Kandungan Senyawa Pangi

Biji pangi memiliki sifat antibakteri yang dapat mengobati kusta, kudis dan berbagai penyakit kulit lainnya. Sifat antibakteri berasal dari asam lemak siklik seperti asam hidrokarpatik dan asam khaulmogractic.

Kandungan Pada Buah Pangi
Air, Protein, Karbohidrat, Lemak / Minyak, Kalsium (Ca), Fosfor (P), Besi (Fe), Vitamin B1, Vitamin C, Energi (kal / gram)

Kandungan yang terkandung dalam biji Kluwak lain selain yang disebutkan di atas, yaitu vitamin C, ion besi, beta-karoten, asam sianida (beracun, mudah menguap pada suhu 26 ° C), asam hydnocarpate, asam khulmogractic, asam khulmogractic, asam glorat, tanin

Manfaat Daun Pangi

Mengobati Penyakit Kulit

Bagi Anda yang memiliki penyakit kulit, cobalah pangi. Menurut sebuah studi oleh Diah Irawati Dwi Arini dari Pusat Penelitian Kehutanan Manado, manfaat pangi dapat dimanfaatkan untuk terapi tambahan dalam kusta dan beberapa kondisi kulit lainnya.

Ini karena biji pangi mengandung dua jenis asam lemak siklik, yaitu asam hidrokarpatik dan asam khaulmogractic. Kedua jenis asam lemak ini memiliki sifat antibakteri yang dapat membantu dalam mengatasi berbagai penyakit kulit. Terutama disebabkan oleh infeksi.

Obat Luka Bakar

Selain manfaat pangi dari bijinya, Anda juga bisa memanfaatkan daun pangi. Bahkan, daun segar dan daun pangi dapat digunakan sebagai obat cacingan penangkal keracunan makanan dan untuk membersihkan luka bakar.

Obat Cacingan

Pangi atau Pucung memiliki sifat antiseptik dan disinfektan yang efektif dalam pengobatan luka bakar. Pangi juga mengandung tanin, yang merupakan antimikroba yang dapat membantu mengatasi cacing kremi yang bersarang di sistem pencernaan Anda.

Manfaat untuk Bumbu Masakan

Bumbu penyedap

Pangi digunakan sebagai bumbu tradisional, seperti Rawon, Pallu Mara, terasi, kecap, minyak pangi, tumis pangi dan konji pangi. Di Tana Toraja, provinsi Sulawesi Selatan, daging buah (Paleak) dan selaput biji Kepayang (Colona) digunakan sebagai sayuran, sedangkan inti biji (endosperma) yang berwarna putih dioleh dengan dicincang, difermentasi dan dikeringkan untuk membuat produk berwarna hitam yang disebut “Pamarrasan” digunakan sebagai bumbu memasak.

Proses penyembuhan ini bertujuan untuk mengurangi kandungan sianida dari daging pangiame (endosperma). Sebelum dikonsumsi, endosperma yang diuji harus sudah diuji pada ayam. Jika ayam yang makan endosperma tidak menyebabkan kematian, maka aman untuk dikonsumsi sebagai makanan.

Dipercaya bahwa rasa khas biji pangi berasal dari asam glutamat, yang merupakan asam amino dominan dalam biji pangi, sedangkan tekstur lunak disebabkan oleh aktivitas enzim β-glukosidase.

Makanan Ringan

Penggunaan buah-buahan pangi tidak hanya untuk lauk, tetapi juga dengan adanya kreativitas masyarakat, sehingga penggunaannya dapat bervariasi dalam bentuk berbagai makanan ringan, seperti Dodol Pangi. Dodol Pangi adalah makanan ringan khas Kabupaten Soppeng.

Minyak Goreng

Minyak yang diperoleh dari biji segar dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa untuk menggoreng. Biji pangi mengandung banyak minyak dan lemak, dua kali lebih banyak protein dan karbohidrat.

Pengawet Makanan

Pengawet digunakan dengan tujuan menghambat pertumbuhan dan aktivitas mikroba seperti bakteri, jamur atau ragi, sehingga makanan bersifat tahan lama, meningkatkan rasa dan warna, mempertahankan tekstur, mencegah perubahan warna dan sebagainya.

Hal ini diambil dari pengalaman beberapa komunitas nelayan di Kecamatan Labuhan, Kabupaten Pandeglang, Banten, dalam mendukung proses pelestarian ikan. Hasilnya sangat efektif dibandingkan dengan penggunaan formalin, dan proses pembuatannya sangat sederhana dan tidak butuh waktu lama.

Kemanjuran pengawet Pangi ini dapat digunakan selama enam hari. Untuk pengangkutan ikan jarak jauh, pengawet ini dicampur dengan garam.

Pestisida Alami

Ekstrak biji pangi dapat digunakan sebagai rodentisida alami. Bahan ini dapat membunuh tikus dalam waktu kurang dari 5 menit dengan memberikan 0,8 ml larutan biji pangi 100% (2,800 ppm sianida).

Ekstrak biji juga dapat digunakan sebagai molusisida alami dengan mencelupkan kerang emas ke dalam larutan ekstrak air biji pangi yang mengandung 25-50 ppm sianida.

Ekstrak heksana dalam daun pangi segar mungkin merupakan antifeedant untuk melindungi tanaman pangan dari serangan Plutella xylostella.

Senyawa antifeedant tidak membunuh, menggantikan atau menangkap hama serangga, tetapi hanya menghambat nafsu makan serangga ini sehingga tanaman pangan dapat dilindungi dari serangan hama.

Efek Samping Daun Pangi

Membuat Mabuk

Salah satu kelemahan pangi adalah dapat menyebabkan orang yang mengkonsumsinya menjadi mabuk. Ini terjadi ketika kita makan pangi muda atau pangi yang baru dipetik dari pohon. Ini disebabkan oleh kandungan zat beracun atau zat di dalamnya. Oleh karena itu sangat disarankan untuk mengkonsumsi pangi yang sudah diproses terlebih dahulu.

Kandungan Sianida

Begitu kita tahu tentang kasus kopi sianida. Asam sianida adalah zat berbahaya karena dapat menguap pada suhu 26 derajat Celcius dan karenanya sangat mematikan. Bahkan pangi muda mati segera ketika dihirup oleh ternak.

Demikianlah pembahasan tentang daun pangi semoga dapat bermanfaat untuk anda

Baca Juga Artikel Lainnya