Budidaya Sawi – Tanaman sawi adalah sayuran yang mudah tumbuh di mana-mana. Kemampuan tanaman sawi untuk tumbuh di mana saja adalah karena kemampuan mereka untuk bertahan hidup di semua cuaca dengan jaminan bahwa tersedia cukup air.
Tanaman sawi memiliki dua jenis, yaitu sawi hijau dan sawi putih. Kedua jenis tanaman sawi ini tentu saja akrab bagi masyarakat Indonesia.
Sawi didistribusikan, diperdagangkan, dan diproses dengan kondisi yang segar. Namun, sulit untuk mempertahankan kondisi sawi segar, terutama di cuaca yang panas tinggi.
Sawi mudah layu, sehingga dibutuhkan kecepatan dari distribusi sayuran sawi ini. Jika Anda menanam sawi secara individual, Anda dapat lebih memenuhi kebutuhan sayuran sawi ini. Oleh karena itu, kita perlu pengetahuan cara menanam sawi dengan benar.
Daftar Isi :
Cara Budidaya Sawi
Syarat Tumbuh
Syarat untuk budidaya sawi yang baik dan hasilnya tentu saja harus mengetahui iklim, permukaan tanah dan ketinggian tanah. Budidaya sawi dapat tumbuh baik di tempat panas maupun dingin, sehingga dapat ditanam di dataran rendah dan dataran tinggi. Namun, pada kenyataannya, hasil dari pertumbuhan sawi di dataran tinggi lebih baik.
Lokasi budidaya sawi yang baikberjarak 5 hingga 1.200 meter di atas permukaan laut. Namun, penanaman sawi biasanya di daerah dengan ketinggian 100 hingga 500 meter di atas permukaan laut.
Budidaya sawi relatif tahan terhadap air hujan dan dapat ditanam sepanjang tahun. Yang perlu diperhatikan dalam budidaya sawi di musim kemarau adalah penyiraman teratur.
Pertumbuhan sawi membutuhkan udara sejuk, sehingga sawi tumbuh lebih baik di atmosfer yang lembab. Namun, ketika menanam sawi, lahan jangan sampai tergenang air. Oleh karena itu penanaman sawi cocok diakhir musim hujan.
Tanah untuk budidaya sawi harus berada di tanah gembur, kaya humus, subur dan dengan pengelolaan air yang baik, dengan pH antara 6-7.
Persiapan Media Tanam
Tentu saja Anda membutuhkan media tanam untuk penanaman tanaman. Media tanam ini harus ditentukan dan disiapkan sebelum memulai budidaya. Media budidaya untuk sayuran adalah tanah. Tanah sebagai media tanam tidak selalu bisa langsung digunakan, terlebih dahulu harus diproses.
Pengolahan tanah bertujuan untuk menyesuaikan kondisi tanah dengan kebutuhan tanaman sawi. Prasyarat untuk pertumbuhan tanaman sawi meliputi faktor-faktor seperti keasaman tanah, kegemburan tanah dan kandungan nutrisi tanah. Langkah persiapan lahan dapat dimulai dengan menggemburkan tanah dengan membajak atau mencangkulnya.
Setelah gembur, campur pupuk kandang di tanah agar tanah dapat memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman sawi. Setelah mencampur pupuk, periksa keasaman tanah. Jika keasaman tanah tidak memenuhi standar tanaman sawi, dolomit dapat ditambahkan ke tanah. Persiapan tanah ini harus dilakukan selambat-lambatnya dua minggu sebelum menabur dan tidak lebih dari empat minggu sebelum menabur.
Persemaian Bibit
Persemaian bibit sawi dimulai dengan membuat wadah pembibitan. Tentu saja, persemaian tidak sama dengan media tanam yang disiapkan. Wadah persemaian dapat terbuat dari bambu dan atap plastik dalam bentuk bedengan. persemaian harus siap dua minggu sebelum ditanam.
Penyemaian mulai menanam benih ke dalam wadah pembibitan dan menunggu daun tumbuh sampai total tiga atau empat daun baru dapat dipindahkan. Selama masa persemaian masih harus diberi pupuk dan penyiraman.
Penanaman
Penanaman dilakukan dengan memindahkan bibit dari persemaian ke media tanah. Sebelumnya, media tanam diproses dan lubang tanam diberi jarak terpisah. Jarak antara lubang tanam adalah 15 cm x 20 cm. Masukkan bibit dari penyemaian ke dalam lubang tanam dan tutup kembali dengan tanah dari media tanam. Setelah penanaman, proses perawatan memainkan peran penting dalam keberhasilan pertumbuhan tanaman sawi.
Perawatan dan Pemeliharaan
Pengairan
Tanaman sawi membutuhkan asupan air yang sama dengan tanaman lainnya. Karena itu, penyiraman harus dilakukan secara rutin. penyiraman dua kali sehari, pagi dan sore. Namun,Intensitaspengairan harus disesuaikan dengan musim dan kondisi cuaca. Dalam cuaca hujan tidak diperlukan penyiraman.
Asupan air yang berlebihan bisa mengganggu pertumbuhan. Dalam pengairan, jarak tanam yang telah disebutkan juga sangat berpengaruh. Jika tanaman terlalu dekat satu sama lain, mungkin saja di antara tanaman sawi kekurangan air dan mati.
Pemupukan
Jika tanaman sawi Anda adalah sawi organik, gunakan pupuk organik untuk tanaman Anda. Dosis pupuk cair adalah 10 mililiter per 1 liter air dan diberikan pada hari keempat setelah tanam, pada hari kesebelas dan ketujuh belas. Sebaliknya, untuk pupuk non-organik dapat diberikan setelah tujuh hari tanam dan diulang setiap minggu.
Pencegahan Hama dan Penyakit
Pencegahan hama dan penyakit dapat dilakukan dengan memangkas dan menyemprotkan pestisida. Untuk pemangkasan dipilih daun atau gulma yang tidak sehat yang mengganggu tanaman.
Semprotan anti hama dilakukan dengan menyemprotkan fungisida atau insektisida. Namun, batas maksimum penyemprotan hama adalah dua minggu sebelum panen untuk menghindari racun bagi tanaman sawi.
Waktu Panen
Sawi dapat dipanen setelah 40 hingga 45 hari. Teknik panen tidak sulit hanya dengan menarik tanaman dengan hati-hati. Ketika tanaman sawi dipanen terlambat, mereka berbunga dan biasanya tidak lagi dikonsumsi oleh masyarakat. Simpan hasil panen pada suhu ruangan normal dan tidak terlalu lama. Distribusikan segera saat sawi masih segar.
Demikianlah pembahasan tentang budidaya sawi semoga dapat bermanfaat untuk anda.
Baca Juga Artikel Lainnnya