9 Cara Budidaya Padi Organik

BungaBunga.Co.Id – Padi organik adalah salah satu cara mengintensifkan pertanian yang bebas bahan kimia saat menggunakan teknologi budidaya. Padi organik muncul dari revolusi hijau untuk mengatasi efek tidak langsung dari penggunaan pupuk kimia dan pestisida kimia.

Karena kita semua tahu betapa pentingnya tanaman padi bagi penduduk Indonesia sebagai sumber produksi beras (makanan pokok), penggunaan sistem penanaman padi organik menjadi perwujudan nyata dari pentingnya kesehatan.

Budidaya-Padi-Organik
Budidaya Padi Organik

Cara Budidaya Padi Organik

Syarat Tumbuh

Saat menentukan kondisi dan kesesuaian penanaman padi organik bersama dengan jenis padi pada umumnya meliputi tumbuh baik di daerah beriklim tropis dan subtropis dengan intensitas curah hujan rata-rata 1500-2000 mm / tahun dengan ketinggian optimal 0-1500 m di atas permukaan laut dan suhu optimal 22-27 ° C.

Sinar matahari yang cukup diperlukan untuk tanah subur yang kaya akan bahan organik dan tanah liat yang digunakan untuk penyerbukan dan pemupukan tanpa naungan. Memiliki ketebalan 18-22 cm dengan ketersediaan air yang cukup hindari tanah berbatu dan kesesuaian keasaman tanah dari 4,0-7,0.

Persemaian Benih

Pertumbuhan tanaman padi dipengaruhi oleh dua faktor: Karena faktor genetik dan lingkungan, pemilihan benih berkualitas tinggi adalah salah satu kunci keberhasilan dalam menanam padi organik.

Tahap persemaian benih dapat secara bertahap ditempatkan dalam karung goni dan kemudian direndam selama ± 1 malam sehingga benih padi tumbuh merata.

Persiapkan lahan persemaian ± 50 hari sebelum menabur benih padi dengan area 1/20 dari area yang ditanam. lahan persemaian dibajak dan digaru untuk dibuat bedengan dengan panjang 500 hingga 600 cm, lebar 120 cm dan tinggi 20 cm. Benih disemai pada kepadatan 75 g / m² dan periode waktu di mana bibit dihentikan benih padi mencapai ketinggian 5 cm dan siap untuk dipindahtanamkan ketika mencapai usia 21 hingga 25 tahun.

Pengelolaan Lahan

Pengolahan tanah dapat dilakukan secara sempurna (2 kali bajak dan 1 kali garu) atau minimal atau tanpa olah tanah sesuai keperluan dan kondisi. Faktor penentu adalah kemarau panjang, pola tanam, jenis/tekstur tanah. Sebarkan bahan organik secara merata di sawah dua minggu sebelum mengolah. 2 ton pupuk cair / ha atau 5 ton kompos jerami / ha dapat digunakan sebagai bahan organik.

Proses Penanaman

Fase penanaman bisa dimulai dengan menarik bibit padi yang sudah mencapai umur tanam 21-25 hari. Kemudian tanam pada jarak 20 x 20 cm, 25 x 25 cm, 22 x 22 cm atau 30 x 20 cm tergantung pada jenis padi, kesuburan tanah dan musim.

Padi dengan jumlah petani yang besar membutuhkan jarak yang lebih jauh. Jarak tanam lebih besar di tanah subur, sedangkan jarak tanam lebih padat di daerah pegunungan karena benih tumbuh lebih lambat. 2-3 bibit ditanam pada kedalaman 3-4 cm.

Perawatan dan Pemeliharaan

Penyiangan dan Pembumbunan

hal ini dilakukan dengan menarik rumput dua kali setelah 3 dan 6 minggu dengan cangkul kecil. Kegiatan pembumbunan biasanya dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama dan 1-2 minggu sebelum munculnya malai.

Pemupukan

Pupuk pertama diterapkan dua (2) minggu sebelum menanam bibit padi dengan menambahkan hingga 5 ton pupuk kandang / ha bersama dengan pembajakan ke tanah.

Pupuk kedua terbuat dari pupuk organik (Crotalatia Juncea) atau dari pupuk matang selama 4 hingga 6 bulan. Pupuk organik dibenamkan dalam tanah dengan dosis 10 hingga 30 ton / ha.

Hama dan Penyakit

Hama werang tanaman beras merah (Nilaparvata lugens) Berbahaya dengan mengisap cairan batang padi. Saat ini hama werang adalah yang paling ditakuti oleh petani di Indonesia. Sehingga virus tidak bisa ditularkan. Gejala: Tanaman padi menguning dan mengering, sekelompok tanaman terbakar, tanaman yang tidak mengering menjadi kerdil.

Pengendalian: Gunakan varietas tahan werang coklat seperti: Ciherang, Kalimas, Bondoyudo, Sintanur dan Batang Batang. Pantau penanaman setelah paling lambat 2 minggu. Jika populasi hama di bawah ambang ekonomi pengendalian biologis dalam bentuk jamur entomopatogenik (metarhician annisopliae atau Beauveria bassiana) harus disemprotkan.

Panen dan Pasca Panen

  1. Panen terjadi ketika 80% butir padi telah menguning dan batangnya merunduk
  2. Alat yang digunakan adalah ketam atau arit
  3. Setelah panen, malai segera dirontokkan dengan mesin atau tenaga manusia
  4. Pengeringan berlangsung dengan 2-3 hari sinar matahari
  5. Setelah kering lalu digiling yaitu pemisahan gabah dari kulit bijinya.
  6. Padi siap dikonsumsi

Demikianlah pembahasan tentang budidaya padi organik semoga dapat bermanfaat untuk anda.

Baca Juga Artikel Lainnya