12 Cara Menanam Pare agar Berbuah Lebat

BungaBunga.Co.Id – Bagi yang suka sayur, tentu akrab dengan jenis sayur pare. Rasa pahitnya sangat khas. Selain itu, bentuknya yang unik menyerupai mentimun tetapi memiliki kulit yang kasar seperti ada bulatan-bulatan kecil berbentuk kerikil dan kasar tetapi halus jika dipegang menjadi penciri sayur ini.

Sayuran ini biasanya dimasak sebagai sayuran oseng-oseng. Sayuran ini juga bermanfaat untuk mencegah banyak penyakit, terutama diabetes atau penyakit gula.

Cara-Menanam-Pare
Cara Menanam Pare

Mengingat banyak manfaat sayuran ini, tidak mengherankan bahwa banyak yang ingin tahu cara menanam pare. Tidak hanya menanam di pekarangan, banyak juga yang membudidayakan tanaman pare.

Cara Menanam Pare

Syarat Tumbuh

  1. Budidaya pare dapat tumbuh dengan sangat baik di daerah dengan ketinggian sekitar 0-1400 MDPL.
  2. Memiliki tanah yang gembur dan memiliki banyak tanah humus (subur).
  3. Media tanam dengan keasaman atau pH tanah sekitar 4-7.

Pemilihan Bibit

Dengan bibit yang sangat unggul, tentu saja meningkatkan peluang bibit pare tumbuh optimal. Berikut adalah ciri-ciri pare yang baik untuk dijadikan benih antara lain:

  1. Pare yang matang di pohon
  2. Tidak ada penyakit pada indukan
  3. Diperoleh dari bibit berkualitas tinggi dan terbukti subur

Setelah menemukan pare sesuai dengan kriteria di atas, kemudian belahlah pare dan ambil biji pare untuk digunakan sebagai bibit. Setelah pengumpulan selesai, keringkan biji pare di bawah sinar matahari.

Cara kedua adalah membeli di toko pertanian. dan pastikan pula terdapat stempel dinas pertanian pada bungkus pare unggul.

Pengolahan Lahan Tanam

Agar tanaman paredapat tumbuh dengan mudah, tanah pertama-tama harus digemburkan dengan garpu atau cangkul. penggemburan itu sendiri memiliki keuntungan agar terjadi pertukaran oksigen, bakteri dibunuh dan gulma dihilangkan.

Buatlah bedengan dengan tinggi 3 cm dan lebar 150 cm, campurkan pupuk kandang dengan tanah sebagai pupuk dasar sampai merata. Buat lubang sedalam 7 cm.

Penanaman Pare

Pare ditanam dengan melakukan semai benih. Diperlukan sekitar 70 g benih di lahan seluas 100 m². Selanjutnya biji direndam untuk menyeleksi biji benih terbaik karena jika dalam perendaman biji mengapung adalah calon benih yang jelek dan harus dibuang.

Biji calon benih yang terendam air kemudian bisa ditanam langsung di lahan hingga berkecambah.

Lahan tanam yang akan ditanami pare digemburkan dahulu menggunakan cangkul, kemudian buatlah bedengan dengan lebar 1,5 m, tinggi sekitar 25 cm dan panjang yang menyesuaikan dengan panjang lahan. Tanah kemudian dicampur dengan pupuk kandang.

Selanjutnya, buat lubang dengan jarak 0,75 x 0,75 m dan kedalaman sekitar 3 hingga 5 cm, lalu masukkan sekitar 2-3 biji / lubang tanam. Setelah 4 hingga 7 hari, bijinya tumbuh.

Perawatan dan Pemeliharaan

Penyiraman

Lakukan penyiraman ketika kondisi tanah kering, biasanya di pagi atau sore hari. Penyiraman ini bertujuan agar tanaman yang baru di tanam tidak layu dan mati

Penyulaman

Proses penyulaman yaitu pergantian tanaman mati atau tumbuh dengan tidak normal dengan tanaman baru dilakukan sesegera mungkin untuk menjaga keseragaman.

Penyiangan

Merupakan proses pembersihan tanaman gulma atau tanaman pengganggu lainnya terutama pada bedengan yang tidak ditutupi dengan mulsa (sejenis penutup plastik untuk bedengan).

Pemasangan Ajir

Ada dua cara untuk memasang ajir untuk budidaya pare ini:

  1. Ajir biasanya dipasang dengan cara ditancapkan di setiap tepi bukit dan mengikatnya dengan tali plastik.
  2. Ajir dipasang seperti gawang dengan menempelkannya ke setiap tepi bedengan. Ajir ditancapkan dipinggir bedengan dan kemudian terhubung ke ajir Guludan lain mengunakan sebatang ajir lagi sebagai penghubungnya hingga menyerupai gawang.
  3. Setelah penanaman, tanaman dirawat dengan menempelkan ajir dalam bentuk bambu / jaring + jaring / kepang yang terbuat dari plastik / penumbuk nilon atau hanya dengan bambu + jaring.
  4. Ketika tanaman 10-20 hari setelah tanam (sehari setelah tanam), pengikatan ke tanaman dilakukan, setelah itu perjalanan dilakukan ke pucuk samping yang muncul di bawah daun pada segmen 1 sampai 5.

Pemupukan

  1. Untuk pertama kalinya pada usia sekitar 15 hingga 20 hari setelah tanam atau tanam dengan NPK 16-16-16 dengan dosis sekitar 40 hingga 50 kg / ha, pemupukan dilakukan dengan berjalan.
  2. Pemupukan kedua berlangsung kira-kira. 8-10 hari setelah pemupukan pertama dengan NPK 16-16-16, dengan dosis sekitar. 50-100 kg / ha dilakukan dengan berlari
  3. Pemupukan berlanjut setiap 8-10 hari dengan dosis yang sama dengan pemupukan kedua. Pemupukan terjadi dengan mengalir ke air atau bisa juga ditaburkan di sekitar lubang tanam.
  4. Pemupukna susulan kemudian dibuahi, jarak dari tanaman ke tanaman menjadi 10 cm pada interval dan diberi pupuk pada usia 15 DAP dengan dosis NPK 5-10 g / tanaman dan pada usia 35 DAT, NPK 5-10 g / tanaman , Pada umur 55 jam 5-10 g / tanaman.
  5. Pada fase vegetatif, pupuk daun dengan kandungan N tinggi (Mamigro super N) disemprotkan. Disemprotkan dalam fase generatif dengan kandungan P tinggi dari pupuk daun / (Mamigro NPK Spesial). ZPT dengan bahan aktif etilen terbesar dapat digunakan untuk merangsang munculnya buah.

Pengendalian Hama dan Penyakit

Dalam tahap ini saat anda menanam pare agar selalu teliti dan cek secara rutin. Apabila terdapat tanda-tanda tanaman terserang penyakit anda bisa melakukan pengendalian hama dan penyakit sedari dini.

Kontrol dapat dilakukan dengan menyemprotkan cairan pestisida sesuai dengan dosis yang tertera pada label. Sebelum menyemprot pestisida, yang harus Anda lakukan adalah membunuh atau memangkas hama sehingga tidak menyerang tanaman lain jika hama tersebut tidak terlalu serius.

Proses Panen

Melon pahit dapat dipanen setelah sekitar 2,5 bulan. Panen biasanya dilakukan dengan memotong tangkai dengan gunting atau pisau. Panen juga tidak terlalu lama atau terlalu terlambat, karena dapat mempengaruhi rasa pare itu sendiri.

Demikianlah pembahasan tentang cara menanam pare semoga dapat bermanfaat untuk anda.

Baca Juga Artikel Lainnya