Cara Menanam Daun Mint – Daun Mint adalah tanaman yang menghasilkan rasa mint dan juga dikenal sebagai mentol, yang umumnya ditemukan dalam obat batuk dan permen. Mentol juga cukup sering digunakan dalam industri obat kumur. Selain itu, mint juga sering digunakan untuk menyajikan rasa dalam makanan dan minuman.
Pada dasarnya, daun mint bukanlah tanaman asli Indonesia, tetapi daerah subtropis di sekitar Mediterania (Mediterania). Penyebaran daun mint dimulai di wilayah Asia, dan diyakini bahwa jenis daun ini berasal dari Eropa, yang pada awalnya disebarkan oleh orang Spanyol di wilayah semenanjung Malaya dan Singapura.
Daun mint yang paling tidak dikenal di masyarakat adalah tiga jenis, mentha, yang memproduksi menthol arvensis, dan mentha mentah / mentha Jepang. Daun mint ini adalah ramuan yang menghasilkan minyak esensial. Saat ini daun mint adalah produk yang digunakan paling tidak di industri untuk meningkatkan aroma dan rasa dapur, minuman, obat-obatan, kosmetik dan produk penyulingan lainnya.
Daun mint memiliki aroma yang harum dan rasa yang sangat menyegarkan. Kandungan minyak dalam daun mint membuat aroma dan rasa yang menyegarkan. Daun mint juga mengandung beberapa vitamin seperti vitamin C, provitamin A, fosfor, zat besi, kalsium dan kalium. Selain untuk digunakan dalam penambah menyegarkan dan rasa dalam makanan.
Daftar Isi :
Berikut Cara Menanam Daun Mint
Syarat Tumbuh
Secara umum, daun mint dapat tumbuh di daerah lembab dan hutan-hutan dengan ketinggian 150-900 m di atas permukaan laut. Daun mint membutuhkan tanah yang subur, gembur dan berdrainase baik (tidak ada air yang tergenang). Tanaman ini dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal di dataran (100-400 m dpl) hingga menengah (400-700 m dpl).
Tanah yang baik untuk penanaman daun mint adalah tanah berpasir dengan struktur tanah liat, debu berpasir, subur dan kaya akan bahan organik dan drainase yang baik dengan pH tanah 5,5 hingga 7,0.
Iklim yang tepat untuk daun mint berbunga dan produksi maksimum adalah dengan curah hujan 2000-4000 mm / tahun, bulan basah lebih dari 7 bulan dan bulan kering tidak lebih dari 3 bulan, kelembaban 70-80%, intensitas cahaya penuh dan suhu 20 – 30 derajat Celcius.
Persiapan Bibit Daun Mint
Bibit daun mint diperbanyak secara vegetatif dengan cara memotong. Perbanyakan, yang sering dilakukan dengan stek, stek batang dan stolon stek. Namun, karena pertumbuhan yang lebih cepat dan lebih baik, maka disarankan untuk memperbanyak dengan stek pucuk.
Stek dari pucuk, pertama kali ditanam dalam polybag. persemaian tanaman daun mint sangat muda layu karena kondisi lingkungan yang berubah. Selain itu, bibit dalam polibag dapat mengurangi tingkat kematian benih saat ditanam di lapangan.
Siapkan stek sepanjang 5-10 cm (3-5 segmen alias 2-4 buku), minimal 2 pasang daun muda. Siapkan polybag dengan kapasitas 12 × 10 cm dalam bentuk campuran tanah dan pupuk kandang. Tempatkan media tanam dalam polibag sejauh mungkin, kemudian biarkan selama 4-5 hari.
Setelah semuanya siap, tanam bibit daun mint dalam polybag dalam posisi tegak lurus sedalam 2-3 cm. siapkan pula polybag dengan kapasitas plastik selebar 1 m, tinggi 0,5 m, sedangkan panjangnya disesuaikan sesuai kebutuhan. Kemudian dibiarkan selama lebih dari 1 minggu untuk menjaga kelembaban. Setelah 1 minggu buka tutupnya.
Selama masa Persemaian, diberi naungan dari daun kelapa, alang-alang alias paranet. Naungan tersebut dibangun menghadap ke timur dengan tinggi 180 cm dan di tahap barat dengan tinggi 150 cm. Bentuk naungan diubahsuaikan dengan jumlah benih. Lakukan pemeliharaan berupa penyiraman, penyiraman tersebut dilakukan sekali sehari pada pagi hari alias diubahsuaikan kondisi. Setelah benih berumur 1 (satu) bulan (15-20 cm), benih mampu ditanam di lahan tanam.
Persiapan Lahan
Kami menyarankan Anda menyiapkan lahan pertanian yang bebas dari gulma dan gangguan tanaman lainnya. Kemudian gemburkan tanah dengan cangkul sedalam 30 cm. Setelah 2 minggu, sisa gulma dihilangkan dan tanah dihilangkan dari bongkahan tanah. Kemudian semprot dengan herbisida sehingga lahan bebas dari gulma dan menekan pertumbuhan gulma setelah benih ditanam.
Tanah yang gembur dan bebas dari gulma kemudian dibangun bedengan / guludan dengan ketinggian 20 hingga 30 cm, lebar 1 hingga 1,5 m dan panjangnya disesuaikan dengan kebutuhan. Jarak antar bedengan adalah 40-50 cm. Pembuatan celah tanaman dilakuakan 1 minggu sebelum waktu tanam pada ukuran 30x30x30 cm dengan jarak 60 × 40 cm. Setiap celah diberi pupuk dari kandang satu minggu sebelum tanam. Tutorialnya direndam dan diaduk merata dengan tanah.
Penanaman Benih Daun Mint
Ketika semuanya sudah siap, segera tanam. Benih yang berumur 1 bulan dapat ditanam dalam posisi tegak dengan sedikit tekanan pada pangkal batang di celah tanam. Daun mint sangat sensitif terhadap kekeringan. Sirami setelah penanaman sampai bedengan sangat lembab. Kemudian berikan naungan untuk menghindari sinar matahari dengan pohon pisang, dan penutup sebagai bahan lainnya.
Perawatan dan Pemeliharaan
Saat menanam tanaman mint, kita juga perlu berhati-hati agar kita dapat mengendalikan dan menumbuhkan tanaman mint. Perawatan berikut ini bisa kita lakukan untuk mint:
Penyiraman
Kita bisa menyiram mint sesering mungkin, terutama pada tahun pertama penanaman. Penyiraman berguna untuk menjaga tanah tetap basah untuk mencegah kekeringan. Dalam penyiraman ini, tanaman mint tidak boleh terendam, tetapi hanya untuk memastikan bahwa tanaman mint mendapatkan cukup air.
Pemotongan rutin
Pucuk tanaman mint harus dilakukan secara rutin agar tanaman mint tidak tumbuh terlalu tinggi dan memacu daun mint untuk tumbuh secara lateral. Ini membuatnya lebih mudah untuk memanen daun mint, karena pertumbuhan tanaman mint tidak terlalu tinggi. Kita dapat melakukan pemotongan drive mint bersama dengan pemotongan pucuk tanaman mint bersamaan dengan memeriksa kondisi tanah, apakah kondisi tanah memerlukan lebih banyak air atau tidak.
pemangkasan
Kita bisa memangkas kuncup daun mint agar tanaman mint tetap pendek. Ketika bunga mint mulai berbunga dari Juni hingga September dan sebelum bunga mint berbunga, kita perlu memangkas agar mint dapat tumbuh di bawah kendali. Pemanenan kuncup mint baru dapat memperpanjang waktu panen mint.
Pemupukan
Kita bisa menyuburkan tanaman mint agar tanaman mint mendapatkan nutrisi yang cukup. Kami dapat menyediakan pupuk dalam bentuk pupuk organik dan pupuk anorganik seperti urea, SP-36 dan KCI atau pupuk dengan dosis 30 ton / ha, pupuk anorganik dengan dosis masing-masing 150 kg / ha
Memperbanyak tanaman mint
Memperbanyak tanaman mint menjadi beberapa bagian dari tanaman mint baru, yang bisa kita lakukan setiap 2 atau 3 tahun, sehingga rasa dan aroma daun mint tetap kuat. Penggantian tanaman mint harus dilakukan karena tanaman mint mengisi pot setelah beberapa tahun, sehingga kita dapat melipatgandakan tanaman mint dengan menempatkan tanaman mint baru di beberapa pot.
Atasi hama dan penyakit
Hama yang biasanya menyerang tanaman mint adalah jenis kumbang seperti kutu kutu, penggerek akar, kumbang akar dan jenis kutu yang hampir identik dengan laba-laba atau tungau laba-laba. Namun, aroma mint yang kuat telah mengusir sebagian besar hama dan serangga yang menyerang tanaman mint. Ini dapat terjadi jika kami memberikan sirkulasi udara yang baik dan kondisi tanah mempunyai drainase dengan baik untuk menjaga tanaman mint tetap sehat dan subur. Ketika kita menemukan serangga pada tanaman mint, kita bisa mengatasinya dengan menyemprotkan insektisida.
Waktu Pemanenan
Kita dapat memanen daun mint dengan memotong bagian tanaman dengan sabit atau gunting setek sekitar 20 cm dari permukaan tanah. Biasanya kita dapat memanen tanaman mint untuk pertama kali pada usia 3-4 bulan dan ketika tanaman mint mekar 50-70% dari total populasi tanaman.
Tanaman mint mulai tumbuh dan berkembang lagi Setelah 3-4 bulan kita bisa memanen tanaman mint lagi. Kita harus panen pada pagi hari. Di Indonesia kami biasanya memanen daun mint dua kali setahun. Namun, jika penyiramannya teratur dan baik, kita bisa memanen daun mint 3 kali setahun.
Demikianlah pembahasan mengenai cara menanam daun mint yang mungkin dapat berguna untuk anda, terima kasih.
Baca Juga Artikel Lainnya :