6 Cara Budidaya Jamur Shiitake (Sampai Panen)

BungaBunga.Co.Id – Bagaimana cara menanam jamur shitake? Jamur Shitake (Lentinula edodes) adalah jamur kayu dari china yang biasa disebut chinese black mushroom. Menariknya, orang Indonesia sering berpikir bahwa jamur ini berasal dari Jepang dan menyebutnya Shitake atau Hioko. Indonesia adalah salah satu produsen jamur shitake terbesar terutama di kawasan Asia Tenggara.

Jamur shitake biasanya digunakan sebagai makanan dan obat-obatan. Jamur ini mengandung berbagai asam mineral yang dibutuhkan oleh tubuh, termasuk tiamin, niasin, riboflavin, serta enzim dan serat lainnya. Jamur shitake dapat didistribusikan baru atau bahkan dikeringkan. Jamur shitake bisa didistribusikan dalam kondisi segar atau pun sudah dikeringkan. Beberapa olahan yang berbahan dasar jamur ini antara lain sup miso, tempura, udon, chawanmushi, keripik, dan acar.

Budidaya-Jamur-Shiitake
Budidaya Jamur Shiitake

Jamur shitake adalah jamur yang mudah tumbuh. Budidaya tradisional umumnya didasarkan pada kayu lapuk sebagai media tanam dengan waktu panen antara 6 dan 12 bulan. Dalam perawatan jamur shitake, bersama dengan perkembangan teknologi, media tanam buatan dengan waktu panen lebih pendek sekitar 3 bulan telah digunakan.

Cara Budidaya Jamur Shiitake

Persiapan Tempat Budidaya Jamur Shiitake

Biasanya, budidaya jamur shiitake ini dilakukan di ruang tertutup untuk menciptakan kondisi lingkungan yang mirip dengan habitat asli jamur ini untuk tumbuh.

Beberapa rak bertingkat juga disiapkan di ruangan untuk mengatur Baglog Jamur Shiitake secara vertikal. Rak tersebut bisa dibuat dari bambu.

Persiapan Media Pertumbuhan Jamur Shiitake

Media tumbuh jamur ini dapat dibuat dari serbuk kayu (80% -90%) yang dicampur secara merata dengan dedak (5-15%), kapur (CaCO3) (1%) dan air (65%). Untuk meningkatkan kandungan nutrisi, 1-2% butir juga bisa ditambahkan.

Selain itu, campuran difermentasi 4-7 hari sebelumnya hingga kondisi media sangat ideal untuk pertumbuhan jamur. Media tersebut kemudian disimpan dalam ember besar dan disimpan di ruang yang lembab dan terlindungi. Lakukan pembolak-balikan setiap hari agar jamur liar mati di media.

Kemudian masukkan media ke dalam kantong plastik baglog kemudian padatkan. Kemudian sterilkan media tanam dengan mengukusnya dengan uap air dari 90 ° C hingga 110 ° C selama 5-7 jam. Tujuannya adalah untuk mensterilkan substrat kultur terhadap hama, kuman, bakteri dan kuman. Selanjutnya, taruh media tanam baglog untuk media tanam jamur shiitake di ruang yang disiapkan dan diamkan selama 24 jam sehingga suhu kembali normal.

Penanaman Jamur Shiitake

Seluruh proses penanaman benih jamur shiitake dilakukan di ruangan yang bersih dan steril. Semprotkan cairan alkohol di tutup kapas botol bibit F3 lalu panaskan kapas dengan menggunakan api spiritus hingga sebagian permukaan kapasnya terbakar. Aduk isi botol sebentar dengan kawat steril. Selanjutnya, oleskan bibit ke permukaan leher baglog sampai benar-benar tertutup. Tutup permukaan baglog sebagai lapisan atas dengan kapas.

Proses Inkubasi Media Tanam Jamur Shiitake

Inkubasi adalah proses mempertahankan miselium di Baglog. Proses ini biasanya dilakukan di ruangan dengan suhu konstan sehingga kelembaban di dalam baglog bisa terjaga. Tidak disarankan untuk mengatur kelembaban di dalam ruangan dengan menyemprotkannya dengan air atau dengan cara lain. Hal ini karena peningkatan kelembaban di ruang inkubasi tidak memiliki pengaruh besar pada kelembaban di plastik. Kelembaban di dalam ruangan khususnya dapat menyebabkan spora liar yang mengganggu pertumbuhan benih jamur.

Pemeliharaan dan Perawatan Baglog Jamur Shiitake

Jaga kondisi suhu di dalam ruangan, buka kapas sesuai kebutuhan dan berikan stimulasi tertentu agar pertumbuhan jamur lebih optimal.

Setelah baglog terisi penuh dengan miselium, bawa baglog ke ruang perawatan. Ketika telah melewati fase pertumbuhan miselium, benjolan muncul di baglog selama proses selanjutnya. longgarkan sedikit susunan kapas pada baglog tersebut supaya sirkulasi udaranya menjadi lancar. Beberapa hari kemudian, terjadi proses pigmentasi yang ditandai dengan perubahan warna baglog menjadi kecoklat-coklatan. Hal ini berarti bahwa baglog dapat dibuka sepenuhnya sehingga permukaan baglog mengeras seperti batang pohon.

Selanjutnya, berikan rangsangan fisik sehingga proses pemupukan jamur shiitake bekerja dengan menyemprotkan air untuk mendinginkan suhu baglog. Setelah proses rangsang selesai Baglog dapat ditata ulang di rak penyimpanan.

Simpan oksigen dan kelembaban di dalam ruangan. hal ini dilakukan dengan menyesuaikan posisi ventilasi udara misalnya Membuka jendela di tengah hujan dan menutupnya dalam panas. Sementara itu, air dapat disemprotkan ke udara untuk mengatur kelembaban udara, bukan Baglog.

Panen Jamur Shiitake

Secara umum, jamur shiitake dapat dipanen 5-6 bulan setelah proses inkubasi ketika tudung payung jamur terbuka 60-75%. Setiap karung dapat dipanen 2-3 kali per panen dengan masa istirahat 6 bulan. Pemanenan yang terlalu lama dapat menyebabkan kualitas jamur menurun, sedangkan jika terlalu cepat dilakukan maka hasilnya kurang maksimal dan kualitasnya masih rendah.

Panen jamur Shiitake dilakukan dengan memotong batang jamur yang sudah layak. Kemudian jamur dikumpulkan di satu tempat dan disortir sesuai dengan lebar payung. Kemudian jamur shiitake dapat didistribusikan.

Demikianlah pembahasan tentang budidaya jamur shiitake semoga dapat bermanfaat untuk anda.

Baca Juga Artikel Lainnya